Skip to main content

Samsung Heboh Special Price Hingga Akhir April


Nagoya-Toko Surga Elektronik kembali menawarkan barang-barang elektronik dengan harga spesial kepada pelanggan hingga akhir April. Kali ini spesial harga untuk produk Samsung berupa TV LCD.
Hal ini disampaikan oleh Isman, selaku Sales Manager Surga Elektronik di Shopping Mall, Area First Floor, Nagoya Hill, kepada Haluan Kepri, Sabtu (23/4) kemarin.

"Ini hari pertama special price dan akan berlangsung hingga akhir April ini. Tak hanya di Surga Elektronik tetapi juga di Toko King Elektronik di Batam City Square Mall, Batam," ujarnya.

Ia menambahkan, special price ini diadakan untuk menggaet pelanggan terhadap produk-produk Samsung. Harga spesial ini berlaku untuk produk Samsung berupa TV LA46B550,TV LA37B530, dan TV LA32A650, dengan harga yang lebih murah dari sebelumnya.

Tak hanya itu, Samsung juga mengeluarkan produk-produk terbaru berupa TV LED 40D6600 dan TV LED 32 D5000 produk dari Smart TV dan One Design dengan harga bersaing.

Selain itu, lanjut Isman, Toko Surga Elektronik juga memberikan hadiah langsung kepada pembeli dalam bentuk undian dalam sebuah balon. Setiap pembeli yang telah berbelanja di atas Rp 3,5 juta akan mendapatkan satu balon. Balon-balon tersebut ada yang berhadiah berupa kulkas, TV LCD, TV Flat, serta souvenir-souvenir cantik lainnya.

"Jumlah ini tidak berlaku untuk kelipatan harga," jelas Andika, selaku Sales Promotion Man di Toko Surga Elektronik.

Comments

Popular posts from this blog

Jakarta Undercover, Seksualitas Membabi Buta Orang-orang Ibu Kota Negara

Judul : Jakarta Undercover 3 Jilid (Sex 'n the city, Karnaval Malam, Forbidden City) Pengarang : Moammar Emka Penerbit : GagasMedia Tebal : 488/394/382 halaman Cetakan : 2005/2003/2006 Harga : Mohon konfirmasi ke penerbit Resensiator : Adek Risma Dedees, penikmat buku Jakarta Undercover, buku yang membuat geger Tanah Air beberapa tahun silam, pantas diacungi empat jempol, jika dua jempol masih kurang. Buku ini menyuguhkan beragam peristiwa dan cerita malam yang kebanyakan membuat kita ternganga tak percaya. Kebiasaan atau budaya orang-orang malam Jakarta yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ini bukan perihal percaya atau tidak, namun merupakan tamparan fenomena dari kemajuan itu sendiri. Menurut pengakuan penulis dalam bukunya, Moammar Emka (ME), yang seorang jurnalis di beberapa media lokal Ibu Kota, tentu saja cerita ini didapatkan tidak jauh-jauh dari pergulatan kegiatan liputannya sehari-hari. Tidak kurang enam tahun menekuni dunia tulis menulis, ME pun menelurkan ber...

Review Encoding/Decoding by Stuart Hall

Stuart Hall mengkritik model komunikasi linear (transmission approach) –pengirim, pesan, penerima- yang dianggap tidak memiliki konsepsi yang jelas tentang ‘momen-momen berbeda sebagai struktur relasi yang kompleks’ serta terlalu fokus pada level perubahan pesan. Padahal dalam proses pengiriman pesan ada banyak kode –pembahasaan- baik yang diproduksi (encode) maupun proses produksi kode kembali (decode) sebagai suatu proses yang saling berhubungan dan itu rumit. Proses komunikasi pada dasarnya juga berkaitan dengan struktur yang dihasilkan dan dimungkinkan melalui artikulasi momen yang berkaitan namun berbeda satu sama lainnya –produksi, sirkulasi, distribusi/konsumsi, reproduksi (produksi-distribusi-reproduksi). Landasan Hall atas pendekatan ini adalah kerangka produksi komoditas yang ditawarkan Marx dalam Grundrisse dan Capital, terminologi Peirce tentang tanda (semiotic), serta konsep Barthes tentang denotatif dan konotatif yang bermuara pada ideologi (denotative-connotative-id...

Review The Commodity as Spectacle by Guy Debord

Menurut Debord sistem kapitalisme yang mendominasi masyarakat menciptakan kesadaran-kesadaran palsu para penonton atau audiens untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan, baik berupa barang (komoditas) ataupun perilaku konsumtif. Kesadaran palsu ini dibangun melalui citra-citra yang abstrak atau bahkan irrasional, yang dianggap rasional oleh penonton, sebagai bentuk pengidentifikasian diri dalam relasi sosial. Relasi sosial ini bergeser jauh dan dimanfaatkan oleh era yang berkuasa sebagai komoditas dalam dunia tontonan. Kaum kapitalis mempunyai kontrol yang kuat atas apapun termasuk mampu mengubah nilai-nilai personal menjadi nilai tukar. Hal ini sejalan dengan otensitas kehidupan sosial manusia, dalam pandangan Debord, telah mengalami degradasi dari menjadi (being) kepada memiliki (having) kemudian mempertontonkan (appearing). Ketiga aspek ini selalu dikendalikan atau disubtitusikan dengan alat tukar yakni uang. Ketika ketiga aspek ini tidak terpenuhi, penonton tidak hanya terjajah (he...