Skip to main content

Hindari Tanah yang Tak Bersertifikat

BATAM-Bank Mega Kota Batam menyalurkan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dengan selalu mengutamakan kelengkapan surat-menyurat tanah dari calon pembuka KPR. Hal ini bertujuan agar penyaluran dana untuk KPR tidak menimbulkan permasalahan yang berimbas merugikan bank tersebut.

Hal ini disampaikan Jefri Manullang, selaku Accaount Officer Consumer kepada Haluan Kepri, Kamis (14/4) kemarin di Bank Mega Kota Batam.

Team Leader yang juga rekan kerjanya, Andreas Patricia menambahkan, seiring semakin banyaknya rumah di Kota Batam yang tidak bersertifikat atau tidak jelas statusnya, Bank Mega pun meningkatkan ketelitian dan kehati-hatian dalam memberikan KPR kepada calon pembuka KPR. Salah satu caranya adalah adanya keterangan kelengkapan kepemilikan tanah dan rumah dari notaris.

"Kami (Bank Mega-red) selalu meminta rekomendasi dari notaris-notaris yang menangani kelengkapan surat-menyurat setiap calon pembuka KPR," imbuh Andreas.

Berdasarkan rekomendasi notaris, tambahnya, Bank Mega pun memberikan KPR kepada pihak-pihak yang mengajukan. Bantuan notaris akan memperjelas bagaimana status rumah, balik nama, serta sertifikat tanah. Hampir setiap bank yang membukan KPR membutuhkan bantuan atau jasa notaris agar terhindar dari penipuan dan kerugian yang akan diderita oleh perbankan.

Menurut Andreas tahun 2010 lalu, Bank Mega telah menyalurkan dana KPR kepada masyarakat sebanyak Rp 20 hingga 30 milyar. Kesemua dana itu disalurkan kepada pembuka KPR untuk berbagai keperluan. Ada yang untuk membeli rumah baru, renovasi rumah, serta multi guna lainnya.

"Dana KPR di Batam lebih banyak digunakan orang untuk rumah dan multi guna," ungkap Jefri.

Setiap bank di Kota Batam, lanjut Andreas, saling berkompetisi menggaet calon pembuka KPR. Berbagai cara dilakukan seperti suku bunga lebih rendah dan potongan harga atau discount lainnya.

"Untuk saat ini kami (Bank Mega-red) belum memberikan discount," jelas Jefri.

Comments

Popular posts from this blog

Pusparatri, Perempuan Penolak Surga*

Judul : Pusparatri Gairah Tarian Perempuan Kembang Penulis : Nurul Ibad, Ms Penerbit : Pustaka Sastra dan Omah Ilmu Publishing Tebal : x + 220 halaman Cetakan : Pertama, 2011 Genre : Novel Harga : Rp 40.000,- Resensiator : Adek Risma Dedees, Mahasiswa Sastra Indonesia UNP Untuk kesekian kalinya Nurul Ibas, Ms meluncurkan novel bertajuk senada dengan novel-novel sebelumnya, seperti novel Nareswari Karennina yang tergabung di dalam trilogi Kharisma Cinta Nyai, yakni perjuangan seorang perempuan yang ingin keluar dari lembah kemaksiatan dengan lakon lain, Gus Rukh, sebagai juru selamat. Begitu juga dengan novel Puparatri: Gairah Tarian Perempuan Kembang yang baru diluncurkan pertengahan tahun 2011 ini. Di dalam sambutannya, penulis, Nurul Ibad, Ms menyampaikan kepada pembaca, bahwa novel ini mengangkat tema perjuangan perempuan awam untuk memperoleh kehidupan yang layak dan bermartabat, sekalipun mereka harus menjadi perempuan penghibur, bukan istri pertama, ata

Review Encoding/Decoding by Stuart Hall

Stuart Hall mengkritik model komunikasi linear (transmission approach) –pengirim, pesan, penerima- yang dianggap tidak memiliki konsepsi yang jelas tentang ‘momen-momen berbeda sebagai struktur relasi yang kompleks’ serta terlalu fokus pada level perubahan pesan. Padahal dalam proses pengiriman pesan ada banyak kode –pembahasaan- baik yang diproduksi (encode) maupun proses produksi kode kembali (decode) sebagai suatu proses yang saling berhubungan dan itu rumit. Proses komunikasi pada dasarnya juga berkaitan dengan struktur yang dihasilkan dan dimungkinkan melalui artikulasi momen yang berkaitan namun berbeda satu sama lainnya –produksi, sirkulasi, distribusi/konsumsi, reproduksi (produksi-distribusi-reproduksi). Landasan Hall atas pendekatan ini adalah kerangka produksi komoditas yang ditawarkan Marx dalam Grundrisse dan Capital, terminologi Peirce tentang tanda (semiotic), serta konsep Barthes tentang denotatif dan konotatif yang bermuara pada ideologi (denotative-connotative-id

Bisnis Laundry di Tengah Mahasiswa

Menjamurnya usaha jasa cuci pakaian kiloan atau laundry di sekitar kampus mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit serta mampu menyerap tenaga kerja di daerah sekitar. Usaha ini pun semakin diminati oleh berbagai kalangan. Kebanyakan para pemilik hanya mengandalkan modal usaha pribadi. Arif Sepri Novan, pemilik Mega Wash Laundry , mengungkapkan mahasiswa merupakan pangsa pasar terbesarnya saat ini. Mahasiswa memiliki banyak kegiatan dan tugas kuliah yang menyita waktu serta tenaga. Untuk itu peluang membuka usaha laundry di sekitar kampus baginya sangat menjanjikan. “Pasarnya cukup luas dan jelas,” ungkap Arif, Selasa (22/3) siang lalu. Arif pun merintis usaha laundry sejak September 2010 lalu di kawasan kampus Universitas Negeri Padang (UNP), di Jalan Gajah VII No.15, Air Tawar, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Ia mempekerjakan dua karyawan untuk mencuci, mengeringkan, menyetrika, serta mengepak pakaian-pakaian tersebut. Setiap hari Mega Wash Laundry menerima hingg