Skip to main content

IPK vs Pengalaman Organisasi

Dunia kerja memang selalu mendahulukan lulusan perguruan tinggi yang memiliki IPK mendekati angka 4 dibanding IPK yang jauh dari angka tersebut. Paradigma ini ditelan bulat-bulat dan mentah-mentah oleh mahasiswa sejak masuk perguruan tinggi hingga keluar perguruan tinggi. Alhasil kerja dan kegiatan mahasiswa pun di kampus hanya kuliah melulu (study oriented) selama 4, 5, atau 6 tahun kemudian. Tak ada waktu berleha-leha mengurusi mahasiswa lain, sosial masyarakat sekitar, atau pun agenda mengkritik kebijakan pemerintahan. Singkatnya tak ada kamusnya berorganisasi. Sesegera mungkin, paradigma ini harus diubah.
Sejauh ini berorganisasi dapat melatih mental dalam beropini, berdebat dengan orang lain serta mempunyai gaya bicara yang baik dalam mengahadapi lawan bicara. Mental mereka lebih berani dan tidak canggung untuk kritis dan mengeluarkan pendapat maju di depan pendengar. Mahasiswa tidak hanya pasif dalam mendapatkan ilmu pengetahuan tapi juga berlatih aktif memecahkan masalah sendiri. Ini merupakan pengalaman berharga yang tidak ternilai, dan tidak bisa didapatkan jika hanya berdiam diri di lokal kuliah atau di kosan. Memahami cara kerja organisasi dan termanifestasikan dalam penyiapan diri untuk menjadi agents of change setelah menyelesaikan studi dan kembali kemasyarakat.

Comments

Popular posts from this blog

Jakarta Undercover, Seksualitas Membabi Buta Orang-orang Ibu Kota Negara

Judul : Jakarta Undercover 3 Jilid (Sex 'n the city, Karnaval Malam, Forbidden City) Pengarang : Moammar Emka Penerbit : GagasMedia Tebal : 488/394/382 halaman Cetakan : 2005/2003/2006 Harga : Mohon konfirmasi ke penerbit Resensiator : Adek Risma Dedees, penikmat buku Jakarta Undercover, buku yang membuat geger Tanah Air beberapa tahun silam, pantas diacungi empat jempol, jika dua jempol masih kurang. Buku ini menyuguhkan beragam peristiwa dan cerita malam yang kebanyakan membuat kita ternganga tak percaya. Kebiasaan atau budaya orang-orang malam Jakarta yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ini bukan perihal percaya atau tidak, namun merupakan tamparan fenomena dari kemajuan itu sendiri. Menurut pengakuan penulis dalam bukunya, Moammar Emka (ME), yang seorang jurnalis di beberapa media lokal Ibu Kota, tentu saja cerita ini didapatkan tidak jauh-jauh dari pergulatan kegiatan liputannya sehari-hari. Tidak kurang enam tahun menekuni dunia tulis menulis, ME pun menelurkan ber...

Gilby Mohammad

[Hari Pejuang Perempuan] Kepada Amak dan Perempuan Pekerja yang Dibentak

April ini, seperti April yang lalu, selalu ada kegiatan, diskusi, acara, dan tulisan di sana-sini menghiasi langit perempuan di negara Indopahit. Warga negara ini, hanya sebagian, merayakan hari pejuang perempuan yang dikenal dengan Hari R.A Kartini. Ini hari khusus mengingatkan akan perjuangan beliau dan kawan-kawan perempuan di pulau manapun di Tanah Air, untuk perempuan yang (pernah) tertindas dan kaum minoritas, sebutlah begitu. Saya pun, seperti dipaksa untuk ikut serta merayakan hari ini walau hanya dengan berkata-kata, yang kadang omong kosong, dengan tulisan di blog tercinta. Apalah yang akan saya bagi, selain cas cis cus saya. Karena, sangat dilarang bukan membagi-bagikan uang gaib dengan motif yang gaib pula di negeri seribu satu genderuwo ini. Tulisan ini tentu tidak hanya ditujukan kepada Amak saya dan perempuan pekerja saja. Jauh lebih penting tulisan ini ditujukan kepada pembaca yang telah sudi mampir dan rela mengobrak-abrik blog lusuh ini. Saya, selalu berangan-...