Skip to main content

[Membantu Si Gundul Hitam] Belai Daku dan Bawalah Berlari!





Meskipun hujan deras begini, tidak berarti tabungan air di kamar melimpah. Persediaan air putih yang sedia semakin menipis. Untungnya para teman tak keberatan berbagi minuman. Walau begitu, tentu saja tidak boleh boros. Karena menyulitkan orang lain itu tidak enak. Dihemat-hematlah minum air putih. Pun dengan berbicara agar tak lekas haus. Selain cangkirnya ditutup, agar tak masuh benda-benda aneh, diawasi juga agar tak tersenggol kaki yang kadang tak terkontrol.

Akan tetapi, penyakit lupa yang meletakkan begitu saja roti tak jauh dari cangkir, telah mengundang sekitar lima kepala keluarga semut ke sana. Alhasil, berkerubunglah mereka. Ada yang sedang sibuk mencari celah membobol roti, ada pula yang tengah bermain-main di bibir cangkir. Ini bukanlah pemadangan bagus. Harus segera diungsikan roti dan cangkir dari serangga-serangga lapar itu. Usahapun dimulai.

Niatnya ingin mengeluarkan seekor semut yang terlanjur jatuh dan basah kuyup di dalam cangkir. Ternyata serangga satu ini bodohnya minta ampun. Seringkali semut yang terjerembab ke dalam cangkir berisi air biasanya mengapung-apung di permukaan. Mengais-ngais ke dinding cangkir, dan segera menjauh. Eh, yang ini ternyata terbenam seperti batu kali. Jika tidak karena bodoh, mungkin karena terlalu kenyang. Si gundul hitam pun naik turun mengikuti riaknya air ketika cangkir digoyang-goyangkan. Harapnya agar segera ke permukaan, eh malah semakin menuju dasar cangkir. Sial!

Terpaksalah telunjuk mengais-ngais, membantu serangga gundul satu ini agar segera keluar dari satu-satunya minuman yang tersisa malam ini. Beberapa kali kais, telunjuk tak mampu menangkapnya. Gravitasi bumi sepertinya tengah tertarik dengan si gundul hitam. Dan berpacu dengan telunjuk 22 tahun ini. Singkatnya, sang talunjuk memenangkan perpacuan. Tak ingin melukai, si gundul hitam diletakkan di lantai. Hati-hati. Basah kuyup dan tak bergerak lagi. Mati? Oh, semua akan sia-sia.

Entah mengapa, tiba-tiba sangat ingin menyaksikan si gundul hitam kembali berdiri dan berlari menuju teman-teman dan keluarga. Namun, tak kunjung juga. Masih basah. Inisiatif pun berdatangan. Dilaplah si gundul hitam dengan pembesih lubang telinga. Kapas ini akan cepat menyerap air di badannya, pikirku. Dan benar. Mulai kering. Detik berikutnya ia mulai bergerak, menggeliat mungkin. Ditunggu-tunggu, kembali tergolek. Lemas. Masih menunggu.

Dan, entah sahabat, entah pacar, atau entah ayahnya, si gundul hitam 2 datang. Menciumi, tepatnya membaui. Berkali-kali dan tak ingin menjauh. Menjilati air yang masih melekat, mungkin juga. Menarik-narik kaki-kaki si gundul hitam. Tak juga berdiri, si gundul hitam 2 pun kelihatan panik. Ia bergegas, separuh berlari mengelilingi si gundul hitam. Pikirnya mungkin si gundul hitam akan mati jika tak segera dibawa ke dukun para semut. Bisa jadi kaki atau lehernya patah hingga tak kuat berdiri.

Hilang sabar atau sebuah keputusan matang, si gundul hitam 2 mengangkat si gundul hitam di kepala dan membawanya berlari. Menuju kresek, melintasi ubin, menjauh lagi, memanjat dinding, berkeliling, belok kanan, panjat lagi, kali ini mencapai semeter, dua meter, mencari-cari celah, jeda sejenak dan jreppp -saya memotret- kemudian lenyap di antara pertemuan loteng dan dinding. Mungkin akan segera bertemu dukun ahli patah tulang, harapku.

Next, I'm in a musing.

Peristiwa sepele tadi, saya yakin ada kuasa Ilahi di sana.

Adalah cerita hidup yang bagi banyak orang tak penting dan buang waktu saja. Begitu juga denganku. Apa itu? Membantu serangga jahil kemudian menyimpan albumnya di netbok? Ah, sejak merantau kau terlihat arif, perhatian, dan alim sekali. Benar kau mampu bertahan? Entahlah, batinku cepat menyergah.

Hanya saja, dalam kesendirian yang panjang, otakku tak bisa diawasi untuk berpikir aneh-aneh. Termasuk menghormati hak hidup serangga-serangga itu. Sejak 15 tahun belakangan hingga sore kemarin, hasrat membunuh serangga itu tinggi sekali kawan, terutama nyamuk. Rasanya menambah harga dan derajat diri ketika berhasil menangkap dan meratakan tubuh mereka di telapak tangan.

Hmm, yummie!

Rasa benci dan dendam kepada serangga-serangga itu sudah ditanam dan dipupuk dari dulu. Mekar dan berseri. Hingga tak layak memberi maaf pada mereka jika berpapasan. Langsung saja tepok!

Namun, malam ini, mungkin aku agak kemayu, -selain krisis air minum. Kehadiran mereka adalah jawaban dari kebesaran Ilahi di muka bumi. Pertolongan yang kuberikan, bukanlah jaminan seuntas nyawa -nyawa serangga- akan pasti selamat. Pertolongan itu harus diikuti dengan pertolongan selanjutnya agar si hitam gundul dapat terus bernapas. Ini bukti, bahwa aku -manusia- tak begitu punya banyak daya dan kuasa. Untuk menyelamatkan hidup seekor semut saja kau belum mampu? Apalagi dirimu? Ibumu? Saudaramu? Bahkan bangsamu!

Bah, cerita ini jadi membelit diri.

Dan, untaian pertolongan rajutlah selalu. Karena, sepertinya rajutan yang panjang dan bertingkat itu, mungkin justru untuk dirimu sendiri nantinya. Bukankah itu menyenangkan kawan? Kau ditolong ketika susah. Kau dihibur ketika duka. Dan kau dipuji ketika jaya. Semoga saja.

Comments

Popular posts from this blog

Jakarta Undercover, Seksualitas Membabi Buta Orang-orang Ibu Kota Negara

Judul : Jakarta Undercover 3 Jilid (Sex 'n the city, Karnaval Malam, Forbidden City) Pengarang : Moammar Emka Penerbit : GagasMedia Tebal : 488/394/382 halaman Cetakan : 2005/2003/2006 Harga : Mohon konfirmasi ke penerbit Resensiator : Adek Risma Dedees, penikmat buku Jakarta Undercover, buku yang membuat geger Tanah Air beberapa tahun silam, pantas diacungi empat jempol, jika dua jempol masih kurang. Buku ini menyuguhkan beragam peristiwa dan cerita malam yang kebanyakan membuat kita ternganga tak percaya. Kebiasaan atau budaya orang-orang malam Jakarta yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ini bukan perihal percaya atau tidak, namun merupakan tamparan fenomena dari kemajuan itu sendiri. Menurut pengakuan penulis dalam bukunya, Moammar Emka (ME), yang seorang jurnalis di beberapa media lokal Ibu Kota, tentu saja cerita ini didapatkan tidak jauh-jauh dari pergulatan kegiatan liputannya sehari-hari. Tidak kurang enam tahun menekuni dunia tulis menulis, ME pun menelurkan ber...

Gangnam Style dalam Perspektif Konstruksi Identitas

KETIKA Britney Spears diajari berGangnam Style ria oleh Psy, sedetik kemudian tarian menunggang kuda ini menjadi tren baru dan memecah rekor baru di YouTube. Guinness World Records menganugerahi sebagai video yang paling banyak dilihat yakni 200 juta kali dalam tiga bulan. Sebuah pencapaian yang tak diduga sebelumnya, begitu kira-kira kata Dan Barrett. Park Jae Sang pun mendapat nama dan melimpah job baik di Asia maupun di Amerika Serikat. Google dengan jejaring luasnya bercerita jika horse dance ini adalah sindiran kepada anak muda Korea yang tergila-gila memperganteng, mempercantik, memperlangsing, dan mempertirus tubuh dan wajah sebagai ‘syarat utama’ penampilan dan pergaulan di negeri itu. Tak ketinggalan juga mengkritik gaya hidup yang cenderung high class serta selalu mengejar kesempurnaan. Di kawasan elit Gangnam inilah anak muda dan masyarakat Korea bertemu dengan rumah-rumah bedah, salon kecantikan, serta starbuck-starbuck ala Korea. Psy mengkritik –mungkin tepatnya mela...

[Hari Pejuang Perempuan] Kepada Amak dan Perempuan Pekerja yang Dibentak

April ini, seperti April yang lalu, selalu ada kegiatan, diskusi, acara, dan tulisan di sana-sini menghiasi langit perempuan di negara Indopahit. Warga negara ini, hanya sebagian, merayakan hari pejuang perempuan yang dikenal dengan Hari R.A Kartini. Ini hari khusus mengingatkan akan perjuangan beliau dan kawan-kawan perempuan di pulau manapun di Tanah Air, untuk perempuan yang (pernah) tertindas dan kaum minoritas, sebutlah begitu. Saya pun, seperti dipaksa untuk ikut serta merayakan hari ini walau hanya dengan berkata-kata, yang kadang omong kosong, dengan tulisan di blog tercinta. Apalah yang akan saya bagi, selain cas cis cus saya. Karena, sangat dilarang bukan membagi-bagikan uang gaib dengan motif yang gaib pula di negeri seribu satu genderuwo ini. Tulisan ini tentu tidak hanya ditujukan kepada Amak saya dan perempuan pekerja saja. Jauh lebih penting tulisan ini ditujukan kepada pembaca yang telah sudi mampir dan rela mengobrak-abrik blog lusuh ini. Saya, selalu berangan-...