Skip to main content

Pesawat Terbang di Atas Atap

Sejak Rabu (22/7) kemarin pesawat Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara berputar-putar di Kota Padang. Jejeran spanduk di sepanjang jalan Kota Padang, menerangkan atraksi ini akan berakhir empat hari kemudian, Minggu (26/7). Para awak penerbang ini melakukan berbagai atraksi di udara dalam rangka perayaan Aerosport Show TNI AU di Kota Padang. Ada yang terjung payung, atraksi gantole, serta tak ketinggalan pesawat-pesawat TNI AU berseliweran setiap sekitar lima menit sekali. Cukup menghibur sekaligus memekakkan telinga.

Pagi ini, Kamis (23/7) kami sedang menikmati kerupuk dengan sambal lado, ya sebut saja sebagai sarapan anak-anak kos yang jauh dari Ibunda. Sedang asyik-asyiknya makan sambil bercengkerama dengan teman-teman tiba-tiba dengung pesawat dari jauh dan mendekat di atas pemondokan kami. Sepertinya dekat sekali dengan atap rumah, karena derunya begitu kencang dan membuat kami menggigil. Semoga saja tak jatuh, harap-harap kami sembari menelan kerupuk-kerupuk tak bervitamin itu.

Seiring waktu beberapa pesawat mulai menghiasi angkasa yang semakin terang benderang. Kota Padang yang sedang dilanda hujan ringan mulai senja hingga subuh, sepertinya welcome begitu menerima ada puluhan pesawat lalu lalang di angkasa. Ah hiburan gratis dan jarang sekali bagi warga kota Padang.

Memang ketika, kemarin siang saya berjalan-jalan dengan angkutan kota, masyarakat kota ini begitu antusias menyaksikan Aerosport Show ini. Di sepanjang jalan yang angkot lalui hampir setiap bibir jalan diramaikan oleh orang-orang yang menyaksikan berbagai atraksi tersebut. Dari berbagai usia merasa terhibur dan penasaran sehingga mereka tak jenuh-jenuhnya menengadah ke angkasa guna memperoleh hiburan langka ini. Bahkan puluhan remaja lelaki sengaja duduk-duduk di pembatas dua jalur jalan raya dan menyaksikan atraksi tersebut tanpa merasa terganggu oleh deru dan debu kendaraan lalu lintas yang berseliweran. Wajah bangga, lugu, dan terhibur sekali.

Seorang Ibu muda sembari tersenyum kepada anaknya, sekitar lima tahun, menunjukkan beberapa penerjung payung menghiasi angkasa kepada buah hatinya. “Aeromodellingnya bagus kan?” ujarnya sambil melirik ke wajah anaknya yang terpaku menyaksikan atraksi terjung payung tersebut. Si Ibu bangga dan mengiring anaknya memasuki kawasan Lanud Padang, di Tabing, Kota Padang.

Di sana sudah menunggu berbagai penampilan dan hiburan seputar TNI AU. Ada pesawat tempur, pesawat kecil, gantole, senjata perang, radio perang, pakaian perang, tali temali, dan berbagai macam perlengkapan TNI AU. Tempat bermain anak-anak pun disediakan di tempat seluas sekitar satu hektar itu. Di terpa sinar matahari siang, pengunjung tak merasa bosan dan kepanasan dengan berbagai stand serta hal-hal lain seputar TNI AU dan promosi berbagai kekayaan suatu daerah termasuk surat kabar lokal di Sumatera Barat.

Aerosport Show barangkali salah satu cara bagi personil TNI AU untuk meningktakan eksistensi mereka sekaligus ajang sosialisasi kepada masyarakat tentang peran dan fungsi tentara udara ini. Sayangnya, masyarakat belum mampu memaknai dengan terbuka dan efisien apa dan bagaimana peran atraksi yang disuguhkan oleh TNI AU kepada masyarakat. Masyarakat banyak menilai ajang ini hanya sebagai hiburan udara cuma-cuma sebagai pelepas lelah bekerja dan cara menghibur anak yang sedang rewel. Selebihnya tak jelas.

Walaupun tidak seimbang dengan pengeluaran yang dikorbankan TNI AU (baca;negara), setidaknya ajang ini cukup menghibur masyarakat yang mengeluarkan decak kagum kepada TNI AU. Apakah ini salah satu cara membangun citra TNI AU di mata masyarakat kota Padang? Atau ajang ini merupakan pembiasaan kepada masyarakat bagaimana kondisi perang ketika pesawat berseliweran di atas atap rumah? Karena tak sedikit juga masyarakat dan mahasiswa beranggapan ajang ini merupakan pembiasaan kepada masyarakat ketika perang terjadi di Tanah Air. Perang Indonesia dan Malaysia? Ah tak tahulah.

Comments

Popular posts from this blog

Pusparatri, Perempuan Penolak Surga*

Judul : Pusparatri Gairah Tarian Perempuan Kembang Penulis : Nurul Ibad, Ms Penerbit : Pustaka Sastra dan Omah Ilmu Publishing Tebal : x + 220 halaman Cetakan : Pertama, 2011 Genre : Novel Harga : Rp 40.000,- Resensiator : Adek Risma Dedees, Mahasiswa Sastra Indonesia UNP Untuk kesekian kalinya Nurul Ibas, Ms meluncurkan novel bertajuk senada dengan novel-novel sebelumnya, seperti novel Nareswari Karennina yang tergabung di dalam trilogi Kharisma Cinta Nyai, yakni perjuangan seorang perempuan yang ingin keluar dari lembah kemaksiatan dengan lakon lain, Gus Rukh, sebagai juru selamat. Begitu juga dengan novel Puparatri: Gairah Tarian Perempuan Kembang yang baru diluncurkan pertengahan tahun 2011 ini. Di dalam sambutannya, penulis, Nurul Ibad, Ms menyampaikan kepada pembaca, bahwa novel ini mengangkat tema perjuangan perempuan awam untuk memperoleh kehidupan yang layak dan bermartabat, sekalipun mereka harus menjadi perempuan penghibur, bukan istri pertama, ata

Review Encoding/Decoding by Stuart Hall

Stuart Hall mengkritik model komunikasi linear (transmission approach) –pengirim, pesan, penerima- yang dianggap tidak memiliki konsepsi yang jelas tentang ‘momen-momen berbeda sebagai struktur relasi yang kompleks’ serta terlalu fokus pada level perubahan pesan. Padahal dalam proses pengiriman pesan ada banyak kode –pembahasaan- baik yang diproduksi (encode) maupun proses produksi kode kembali (decode) sebagai suatu proses yang saling berhubungan dan itu rumit. Proses komunikasi pada dasarnya juga berkaitan dengan struktur yang dihasilkan dan dimungkinkan melalui artikulasi momen yang berkaitan namun berbeda satu sama lainnya –produksi, sirkulasi, distribusi/konsumsi, reproduksi (produksi-distribusi-reproduksi). Landasan Hall atas pendekatan ini adalah kerangka produksi komoditas yang ditawarkan Marx dalam Grundrisse dan Capital, terminologi Peirce tentang tanda (semiotic), serta konsep Barthes tentang denotatif dan konotatif yang bermuara pada ideologi (denotative-connotative-id

Bisnis Laundry di Tengah Mahasiswa

Menjamurnya usaha jasa cuci pakaian kiloan atau laundry di sekitar kampus mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit serta mampu menyerap tenaga kerja di daerah sekitar. Usaha ini pun semakin diminati oleh berbagai kalangan. Kebanyakan para pemilik hanya mengandalkan modal usaha pribadi. Arif Sepri Novan, pemilik Mega Wash Laundry , mengungkapkan mahasiswa merupakan pangsa pasar terbesarnya saat ini. Mahasiswa memiliki banyak kegiatan dan tugas kuliah yang menyita waktu serta tenaga. Untuk itu peluang membuka usaha laundry di sekitar kampus baginya sangat menjanjikan. “Pasarnya cukup luas dan jelas,” ungkap Arif, Selasa (22/3) siang lalu. Arif pun merintis usaha laundry sejak September 2010 lalu di kawasan kampus Universitas Negeri Padang (UNP), di Jalan Gajah VII No.15, Air Tawar, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Ia mempekerjakan dua karyawan untuk mencuci, mengeringkan, menyetrika, serta mengepak pakaian-pakaian tersebut. Setiap hari Mega Wash Laundry menerima hingg