Skip to main content

StandUp My Miracle




Sengaja gua kasih judul tulisan ini StandUp begitu, ya selain tampak keren karena lagi booming, juga karena diri gua emang harus StandUp pada akhir-akhir tahun ini. Why? Mulai dari terjangkitnya gua akan virus bengong melulu hingga gua nggak tahu mesti ngapain. Hal ini terjadi justru setelah lebaran yang sebelumnya gua udah puasa selama sebulan minus satu minggu, karena emang begitu cara gua berpuasa setiap bulan Ramadan. Padahal pada bulan Ramadan dan mendekati Syawal itu, gua udah bertekad kuat banget buat merubah hidup gua yang tentu lebih asyik dan lebih keren donk dari sebelumnya. Nyatanya gua kayak orang freak, bengong dan nggak jelas mau kemana.

Nah, bulan Syawal atawa September lalu, lu-lu bisa kan liat blog gua yang kosong melompong, nggak ada auranya. Padahal waktu itu gua banyak banget lho di kamar buat menulis dan sejenisnya. Buat bikin sesuatu buat blog gua nanti, biar gua nggak nyesel karena udah nelantarin dia, blog gua itu. Kerjaan gua selain K0P3r ya ketawa-ketawa nggak jelas dan makan makanan yang gua sendiri nggak jamin halal atawa nggak tuh makanan. Gua nyadar waktu itu gua bener-bener gila! Gua nggak bisa ngendaliin tuh keadaan, bodo gua kan?

Emang sih, secara kuantitas gua kurang menulis, namun secara kualitas gua yakin tulisan gua belum kalah dari tulisan-tulisan gua musim gugur, musim semi, dan musim dingin kemaren. Cukup hot lah di luar sana. Karena gua cukup banyak ngikutin lomba menulis baik fiksi maupun nonfiksi, hehe. Sengaja, gua masukin kejadian ini, buat menghibur diri gua yang tengah gundah gulana karena hati yang akan gua lamar udah ditutup dan baru tahun depan buka lagi, hikz.

Nah, mengenai judul tulisan gua, StandUp My Miracle, ini berkaitan erat dengan masa depan hidup gua. Gua udah nentuin mau kemana stang motor ini gua bawa dan gua mesti bisa ambil semua resiko yang akan gua alami. Dalam lubuk yang dalam sedalam Lubuk Sanai, itu nama desa dimana gua dibesarkan, ikan-ikan di dalam lubuk itu pada berantem, berkecamuk, mereka saling rebut dan klaim kalo terumbu karang itu punya nenek moyang mereka yang udah di surga saat ini. Mereka berperang dan saling bantai. Begitu juga hal yang terjadi di dalam otak dan hati gua. Kebayang donk gimana sadis dan ngerinya hal yang terjadi di dalam otak dan hati gua sekarang.

Cerita punya cerita, abis wisuda ini gua rencana mau ngelanjutin studi. Ini amanah dari bokap gua yang udah tiada dan nyaman tenang di surga saat ini. Amin. Gua nggak mau becanda tentang hal ini di sini. Almarhum bokap kasih kesempatan buat anak bungsunya ini ngelanjutin studi kepada yang lebih tinggi. Bokap gua, kalau soal pendidikan dan sekolah, luar biasa deh pokoknya. Beliau mau anak-anak beliau jadi orang hebat dengan berpendidikan lebih. Itu semboyan bokap gua walaupun beliau nggak pernah ngomong begitu ke kita-kita. Namun, gua yakin, beliau nggak protes kok. Berawal dari ini, makanya di lubuk itu pada berantem ikan-ikannya. Semua pada bergejolak dan bikin gerah.

Pada detik-detik gua mau lulus ini, gua coba diskusi dan cari info sana-sini kepada dosen-dosen gua yang hebat-hebat itu. Beliau-beliau kasih saran dan rekomendasi buat gua berpeluang lebih besar masuk ke kampus yang gua idam-idamkan saat ini. Lu yang baca, maav ya, jangan tahu dulu. Bukan apa-apa, gua merasa nggak nyaman ajah my secret diobok-obok banyak orang di blog ini atawa di bibir-bibir mereka. Nggak asyik mah begitu. Setelah cari sana sini dan nyusun berbagai berkas yang gua perlukan, gua mulai hunting sesuatu di seberang sana. Mulai contact-contact dengan orang di kampus sana, bener nggak sih nih info yang di website mereka. Nyatanya, tahu nggak sih lu, tuh info pada songong semua. Ada hal-hal yang bikin bingung dan bikin bête selama 6 bulan. Akhirnya planning gua untuk sementara masih mengambang di loteng kost gua yang rada-rada ancur itu.

Gua hampir sekarat jika nggak datang suara nyokap gua via telepon dari Lubuk Sanai. Ya sabar menunggu donk sayang, kata ngokap. Kita cuma bisa menunggu, kan udah begitu aturan mainnya, celoteh nyokap gua lagi. Kalo dengan nyokap, gua males banyak tingkah, mikir hal-hal aneh dan nggak jelas gitu. Akhirnya gua nelpon soulmate gua di seberang sana. Gua melas-melas ke dia, seolah-olah dia yang patut dijadiin kambing hitam atas segala kejadian ini. Maksud gua, gua nggak kejam kok. Hanya ajah, entah kenapa, gua suka ajah repotin dia, hehe. Denger suara dia, bikin gua pengen manja-manja itu, gua semakin garang melas-melas dan bikin dia panik, hehe. Akhirnya dia bisa kendaliin passion gua yang liar dan bikin gua pulang ke kosan, buat tidur nyenyak setelah menenggak segelas jus terong pirus.

Gua lagi nyusun planning B nih, yang gua harap bisa bikin gua tenang dan tentram setelah bulan ini. Oktober emang hot deh. Kejadian ini gua harap punya hal positif yang jauh lebih besar dan di luar dugaan gua. Gua yakin, Allah Swt punya rencana luar biasa buat hidup gua setelah gua nulis StandUp My Miracle ini.

Comments

Popular posts from this blog

Jakarta Undercover, Seksualitas Membabi Buta Orang-orang Ibu Kota Negara

Judul : Jakarta Undercover 3 Jilid (Sex 'n the city, Karnaval Malam, Forbidden City) Pengarang : Moammar Emka Penerbit : GagasMedia Tebal : 488/394/382 halaman Cetakan : 2005/2003/2006 Harga : Mohon konfirmasi ke penerbit Resensiator : Adek Risma Dedees, penikmat buku Jakarta Undercover, buku yang membuat geger Tanah Air beberapa tahun silam, pantas diacungi empat jempol, jika dua jempol masih kurang. Buku ini menyuguhkan beragam peristiwa dan cerita malam yang kebanyakan membuat kita ternganga tak percaya. Kebiasaan atau budaya orang-orang malam Jakarta yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Ini bukan perihal percaya atau tidak, namun merupakan tamparan fenomena dari kemajuan itu sendiri. Menurut pengakuan penulis dalam bukunya, Moammar Emka (ME), yang seorang jurnalis di beberapa media lokal Ibu Kota, tentu saja cerita ini didapatkan tidak jauh-jauh dari pergulatan kegiatan liputannya sehari-hari. Tidak kurang enam tahun menekuni dunia tulis menulis, ME pun menelurkan ber...

Review Encoding/Decoding by Stuart Hall

Stuart Hall mengkritik model komunikasi linear (transmission approach) –pengirim, pesan, penerima- yang dianggap tidak memiliki konsepsi yang jelas tentang ‘momen-momen berbeda sebagai struktur relasi yang kompleks’ serta terlalu fokus pada level perubahan pesan. Padahal dalam proses pengiriman pesan ada banyak kode –pembahasaan- baik yang diproduksi (encode) maupun proses produksi kode kembali (decode) sebagai suatu proses yang saling berhubungan dan itu rumit. Proses komunikasi pada dasarnya juga berkaitan dengan struktur yang dihasilkan dan dimungkinkan melalui artikulasi momen yang berkaitan namun berbeda satu sama lainnya –produksi, sirkulasi, distribusi/konsumsi, reproduksi (produksi-distribusi-reproduksi). Landasan Hall atas pendekatan ini adalah kerangka produksi komoditas yang ditawarkan Marx dalam Grundrisse dan Capital, terminologi Peirce tentang tanda (semiotic), serta konsep Barthes tentang denotatif dan konotatif yang bermuara pada ideologi (denotative-connotative-id...

Review The Commodity as Spectacle by Guy Debord

Menurut Debord sistem kapitalisme yang mendominasi masyarakat menciptakan kesadaran-kesadaran palsu para penonton atau audiens untuk memenuhi segala bentuk kebutuhan, baik berupa barang (komoditas) ataupun perilaku konsumtif. Kesadaran palsu ini dibangun melalui citra-citra yang abstrak atau bahkan irrasional, yang dianggap rasional oleh penonton, sebagai bentuk pengidentifikasian diri dalam relasi sosial. Relasi sosial ini bergeser jauh dan dimanfaatkan oleh era yang berkuasa sebagai komoditas dalam dunia tontonan. Kaum kapitalis mempunyai kontrol yang kuat atas apapun termasuk mampu mengubah nilai-nilai personal menjadi nilai tukar. Hal ini sejalan dengan otensitas kehidupan sosial manusia, dalam pandangan Debord, telah mengalami degradasi dari menjadi (being) kepada memiliki (having) kemudian mempertontonkan (appearing). Ketiga aspek ini selalu dikendalikan atau disubtitusikan dengan alat tukar yakni uang. Ketika ketiga aspek ini tidak terpenuhi, penonton tidak hanya terjajah (he...