Lelaki 66 tahun itu terbujur kaku dengan raut wajah seperti biasanya, namun sedikit pucat. Di atas tempat tidur sederhana, ia tidur-dan akan lebih panjang dari biasanya-berselimutkan kain panjang batik plus semacam selempang yang dipakai lelaki Minang (maaf saya tidak tahu persis apa namanya), berwarna ungu menghimpit jenazah, sang inspirator itu. Sedangkan selendang tipis putih menutupi leher hingga kepalanya yang abu-abu. Ya, ia Wisran Hadi yang kita kenal sudah dipanggil Sang Pencipta pagi tadi pukul 07.30 WIB, Selasa (28 Juni 2011) di Lapai, kota Padang. Begitu penggalan pesan pendek yang saya terima dari Darman Moenir, guru menulis saya. Hujan rintik-rintik mulai menyirami kota ini. Langit dan alam seolah berduka akan kepergian lelaki 'nyentrik' dan pemberani ini hingga dini hari, Rabu (29 Juni 2011) perayaan Isra Mi'raj Nabi Muhammad Saw. Di sisi kanan jenazah terbujur, duduk bersimpuh perempuan tua dan sabar yang senantiasa mendampingi Wisran Hadi sekitar puluhan tah...