Siapa nanya jika perjalanan ini masih membawaku pada jalan yang berliku dan panjang. Jalan yang tak berkesudahan dari malam ke malam lagi. Begitu setiap hari dan petang. Perjalanan yang sungguh melelahkan. Karena selalu berpacu dengan waktu, langkah-langkah pun terbiasa untuk selalu bergerak dan berpindah. Namun, pagi ini, di tengah lapar mendera dan hanya ada seonggok komputer putih di depan mata, ada suara sengau menderu di ulu hati.Ah, hidup. Jika ingin memilih, aku berharap dibesarkan oleh peladang dan tinggal di kaki bukit yang penuh dengan hamparan sayur mayur, beberapa ekor ayam kampung dan sapi perah. Cukup itu. Tentu saja bersama orang-orang yang aku kasihi dan mengasihiku. Rasanya, meneguk teh atau kopi di pagi hari yang merupakan hasil panen sendiri sangat menggiurkan. Belum lagi jika ditambah pula dengan pisang atau ubi rebus atau bakar yang kerap disuguhkan ibu dan nenek di pulau Rose dulu. Sungguh, hari yang menyenangkan dan penuh dengan kebermaknaan. Ini hari penuh...