Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2010

Ketika Perempuan ‘Gaul’ Berbicara

Judul : Dunia Padmini Pengarang : Trie Utami Penerbit : Pustaka Sastra, kelompok LKiS Yogyakarta Tebal : xxiv + 254 halaman Cetakan : Pertama, Oktober 2010 Harga : Rp 50.000,- Resensiator : Adek Risma Dedees, Mahasiswa Sastra Indonesia UNP Satu lagi buku yang berbicara tentang perempuan dan seluk-beluknya lahir di tanah air Indonesia. Kali ini buku prempuan ini lahir dari tangan seorang seniman terkemuka di nusantara. Tentu cara si penulis menuturkan juga berbeda. Bisa saja dengan bahasa seni atau literer serta bisa pula dengan bahasa yang lebih serius. Perempuan, bagi Trie, sosok yang seharusnya tidak melulu lemah dan objek yang dilindungi oleh kaum lelaki. Pada suatu ketika, kenapa tidak terjadi sebaliknya. Subordinasi terhadap perempuan sudah sepatutnya dikikis habis. Paradigma yang mengharuskan perempuan fokus untuk kerja pada bidang domestik, sudah selayaknya dibumihanguskan. Dengan buku ini Trie bercerita panjang tentang kehidupan berbagai sikap dan sifat perempuan yang pe...

Chemistrynya Mana?

“Chemistrynya mana tuh doi?” Tanya Irfan kepadaku. “Bagaimana mungkin aku mabuk kepayang pada cewek yang punya lingkar pinggang 75 cm hah?” lanjutnya sambil memelototkan biji mata kepadaku. Seolah-olah benda bundar itu ingin melompat keluar dari sarangnya. Aku kaget alang kepalang. Sejak kami berkawan, baru kali ini Irfan berang dan kebakaran jenggot seperti mau kiamat saja. Suaranya lantang mencoba mengalahkan deru ombak. “Kamu gila!” hardiknya sambil berlalu meninggalkanku termangu di bibir pantai. Apa benar aku sudah gila? Pikirku beberapa saat kemudian setelah punggung Irfan tak tertangkap lagi di ekor mataku. *** Itu kali terakhir aku menawarkan sang pujaan hati, tentu cewek, diharapkan mampu mengobati patah tulang, eh patah hatinya Irfan kepada Fani. Fani, remaja gedongan asal ibukota, ibukota Jawa Barat, yang sudah sebulan ini mencuri pandang semua cowok di sekolah kami. Termasuk Irfan. Kalau aku, itu rahasia. Fani memang manis. Tak satu pun para cowok tidak sepakat dengan s...

Diplomasi atau Konfrontasi?

Banyak cara dalam menyelesaikan suatu masalah yang sedang dihadapi. Salah satunya dengan mengedepankan diplomasi dalam proses pencarian solusi. Demikian pula yang ditawarkan Presiden Susilo Bambang Yudoyono dalam pidatonya di Markas Besar TNI di Cilangkap Jakarta, Rabu (1/9) malam lalu, menyangkut hubungan yang kian menegang antara Indonesia dengan Malaysia. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi keempat, diplomasi didefinisikan dengan 1 urusan atau penyelenggaraan berhubungan resmi antara satu negara dan negara yang lain; 2 urusan kepentingan sebuah negara dengan perantaraan wakil-wakilnya di negara lain; 3 pengetahuan dan kecakapan dalam hal perhubungan antara negara dan negara; 4 kecakapan dalam menggunakan pilihan kata yang tepat bagi keuntungan pihak yang bersangkutan (dalam perundingan, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, dsb). Selain diplomasi tentu ada jalan lain yang bisa ditempuh dalam mencari solusi. Manyangkut hubungan Indonesia dengan Malaysia, banyak pe...

Mudik, Eksodus yang Membudaya

Sudah menjadi kebiasaan masyarakat kita di tanah air, seminggu menjelang Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran, masyarakat kita berbondong-bondong mudik, pulang ke kampung halaman guna merayakan Lebaran bersama dengan keluarga besar. Mudik menjadi sesuatu yang, kebanyakan, wajib dilakukan. Miskin kaya, tua muda, besar kecil, merayakan mudik penuh suka cita. Jika tidak, ada sesuatu yang kurang lengkap ketika merayakan Hari Kemenangan tanpa saudara, sanak famili, atau keluarga besar. Hampir setiap tahun, detik-detik menuju tanggal 1 Syawal, di seluruh penjuru tanah air perpindahan secara besar-besaran penduduk (eksodus) dari rantau menuju ke kampung halaman menjadi suatu kemenarikan untuk disimak. Seminggu sebelum dan setelah Lebaran, mudik selalu menjadi bahan perbincangan tak habis-habisnya, baik di surat kabar maupun di tempat-tempat lainnya. Setiap tahun pula pemerintah memfokuskan diri dalam penyelenggaraan bagaimana mudik yang aman, lancar, dan terkendali. Jasa transportasi massal d...

Demam Korea

Merebaknya kegemaran anak muda atau remaja Indonesia akan artis-artis kawakan dari Negara-Negara Matahari Terbit seperti Cina, Jepang, ataupun Korea, memberikan keasyikan tersendiri untuk disimak. Berawal dari kegandrungan mengikuti serial filmnya baik di televisi maupun membeli VCDnya, hingga meniru gaya sang idola. Tak sampai di situ, untuk mengikuti sepak terjang sang aktor dan aktris dalam kehidupan sehari-hari, tak sedikit remaja bela-belain membeli majalah yang memuat idola mereka atau bahkan mengaksesnya di dunia maya, salah satunya mem-follow sang idola pada jejaring sosial seperti twitter ataupun facebook. Dari sekian banyak aktor dan aktris tersebut, aktor yang berasal dari Korea lebih mendapat tempat. Genre musik dan style tersendiri dari personilnya kelihatan lebih menarik dari yang lain. Mulai dari penampilan aksi panggung sang idola, keterlibatan idola dalam sebuah talk show versi Korea, dan berbagai iven lainnya yang mengikutsertakan sang idola. Walaupun subtansinya han...