Banyak harapan ingin dikerjakan pada ramadhan tahun ini. Sejuta angan hendak dikabulkan untuk membahagiakan banyak orang. Ada pihak-pihak utama yang hendak 'diselamatkan' dari lembah kebisingan kota. Apa kata, rencana tinggal rencana. Angan dan cita tinggal angan dan cita. Inilah kemudian masa yang membuat semua gugur ke bumi dan kembali menangisi nasib.
Juli Agustus adalah bulan yang kepayahan. Dari jutaan kepayahan, waktu untuk diri kemudian tersingkirkan dengan cepat dan gampang. Semua dikorbankan untuk orang-orang tersayang. Tapi banyak keliru rupanya. Ah, apa guna pula diceritakan yang menguras emosi di laman publik ini. Tak baik untuk kesehatan hati.
Perjuangan panjang dan melelahkan itulah yang kemudian semakin memuncak dengan konteks yang tak menarik hati. Saudara, ada banyak duri rupanya hari ini. Meski begitu akal sehat dan harapan tinggi selalu membayangi. Dengan mencemooh akal sehat dan harapan tinggi berkata, "Sudah lama kau berjuang, jadi selalulah berjuang".
Mengingat ini, geli juga jika tak berbuat apa-apa tapi memanen hasil yang lumayan tinggi. Bukan ibu, saudara, dan bangsa yang takut kau tipu-tipu, tapi dirimulah yang enggan kau tipu. Baiklah, mulai mengerti.
Meski begitu, tahun ini adalah tahun beruntung yang pernah kudapati, meski ada yang bolong diantaranya. Ada deretan yang membuat tersenyum jika mengingat. Dan, ada deretan yang membuat menelan ludah pahit jika terbayang. Kemudian, dengan setengah pongah, ini bukan levelmu, levelmu yang itu.
Ramadhan, lebaran, kemerdekaan; tiga hal yang menyenangkan sekaligus yang mengeraskan. Tiga budaya yang menyatu semenjak masih bayi hingga kini. Di tengah masa ini, aku berbuat untuk kehidupan, meski kecil tentunya.
Ramadhan, lebaran, dan kemerdekaan, senang telah lama mengenal kalian.
see you next years ^_^
Dedees
Comments
Post a Comment
Silahkan berkomentar ^_^