PAGELARAN Ngayogjazz 2012 di desa wisata Brayut tempo hari lumayan membuat saya terkagum-kagum. Selain konsep yang ditawarkan panitia penyelenggara yang tak biasa dan terkesan kontradiktif, antusias penonton juga menjadi poin penting yang tak bisa saya kesampingkan. Penonton iven akbar setiap tahun di Yogyakarta ini memang didominasi oleh anak muda. Hari itu sejak siang hingga malam hujan tak kunjung berhenti mengguyur kota Yogyakarta. Sementara penyelenggara acara tak mungkin membatalkan pagelaran musik yang kata banyak orang adalah musik bernapaskan perlawanan. Ngayogjazz harus tetap diselenggarakan. Karena anak muda yang banyak itu tak mungkin dihalau kembali pulang. Pemandangan yang menarik bagi saya adalah langkah-langkah anak muda yang dibalut mantel hujan, berpayung jaket, atau merelakan diri basah kuyup di malam dingin itu. Saya pikir ini pengorbanan yang tak mudah. Ketika diri direlakan terancam pilek esok hari namun logika mengundurkan diri tak terbersit disana, agaknya ...