"Aku mau balik ke rumah. Ketemu mama dan adik-adikku lagi kak," ujar Melati (bukan nama sebenarnya_red), korban human trafficking kepada Haluan Kepri, Sabtu (30/4) malam kemarin. Sembari menarik-narik celana pendeknya (hotpants), Melati memulai kisah penipuan yang mengakibatkan dirinya sampai di Pulau Batam dan terjerat jaringan Pekerja Seks Komersial (PSK) di salah satu tempat hiburan malam di kawasan Nagoya. Semua cerita pahit ini bermula dari ajakan seorang teman maya di Camfrog, salah satu fitur bermain online yang mengandalkan kamera komputer ataupun laptop (komputer jinjing) sebagai daya tariknya, menjanjikan pekerjaan dan memperoleh laptop dengan harga murah di Batam. Melati bercerita, setiap hari ia selalu bermain Camfrog di warung internet (warnet) serta berinteraksi maya dengan teman-temannya. Salah satu teman mayanya berasal dari Batam, dan mengajaknya datang ke kota ini serta mengiming-imingi pekerjaan dengan gaji lumayan besar. Janji-janji itulah yang menguatkan ...