Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2012

Puasa 1433 H di Kota Sejuta Angkringan

KAMIS dini hari aku dibangunkan oleh teman yang baik niatnya. Apalagi kalau bukan untuk sahur -mempersiapkan tenaga esok hari. Sedikit terhuyung aku bangun dan membasuh muka. Memanaskan air dan menyeduh susu. Ada sisa camilan semalam yang cukup menambah stok karbohidrat buat esok pagi. Maka, kujinjing makanan dan minuman itu ke kamar teman. Siap menyantap menu seadanya sembari menonton laku orang-orang dipaksa melucu di tv :) Jumat, hari pertama puasa kami. Di kantor, waktu memang tak bisa dibunuh dengan mudah. Sesekali perut melilit pilit. Apalagi ketika menjelang salat zuhur dan ashar. Widih, bikin mata mengantuk dan hidung berair. Syukur intensitas kerja mulai sedikit menurun. Dan waktu leha-leha cukup menghemat tenaga dan pikiran. Maka kuputuskan menulis dan membaca; buku, opini di online, serta survei gebetan nasional yang menyita tenaga buat ketawa itu. Sedangkan twitterland sesekali aku jabanin. Ya, sekadar mengecek timeline dan mention warga yang tak pernah sunyi. Pun,

Marhaban Ya Ramadhan ^_________^

Alhamdulillah, Ramadhan menyambut kita kembali. Saya beserta amak, abang-abang, one, dan achil mengucapkan selamat menunaikan ibadah suci bulan puasa. Kami mohon maaf lahir dan bathin. Tak ada seindah saling memaafkan, menasehati, dan saling berbagi. Semoga amal ibadah kita berkah, berlimpah pahala, dan semoga Allah Swt suka. Amin #foto dari internet

[Muse] Kutitipkan Emosi pada Malam di 2025

"Apa guna kusekolahkan kau setinggi pohon kelapa jika hanya untuk mempermalukan orang tua?" Ayahanda Minke, Setengah mati aku menahan kantuk menuliskan cerita ini. Maklum,beberapa malam ini aku dipaksa untuk tetap terjaga hingga dini hari karena Bumi Manusia-karya sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer. Ia memaksaku untuk memangkas waktu istirahat guna mendengarkan Minke berkisah dengan gilanya. Tak diberinya aku berpaling dari kecerdasan Nyai Ontosoroh, serta menyeretku ikut menyumpah dengan aturan yang dibuat oleh Ayahanda Minke-tepatnya bangsa Jawa. Oh, ni bukan pertama kali aku mengenangnya. But, it is always tempting! Pantas novel ini disepakterjangkan oleh Suharto atau Sukarno atau sejenisnya karena isinya memang meracuni. Aku yakin, jika kini kau sodorkan cerita ini kepada muda mudi Jawa-secara acak-mereka juga akan menolak cara Pram mencemooh budaya yang tua ini (baca; pasrah, merangkak atau melata di hadapan raja kecil). Sumpah! Aku berani bertaruh untuk ini.

Ulama Syiah Dipidana Penodaan Agama Amendemen Pasal Penodaan Agama, Hapus Kewenangan Bakor Pakem

Untuk Segera Disiarkan (New York, 12 Juli 2012) – Pemerintah Indonesia harus segera cabut semua tuntutan dan bebaskan Tajul Muluk, ulama Syiah di Pulau Madura yang divonis hari ini dengan hukuman dua tahun penjara karena “penodaan” agama,” demikian Human Rights Watch. Human Rights Watch mendesak pemerintah untuk mengamendemen atau mencabut pasal penodaan agama dan membubarkan lembaga dengan identitas Islamis, biasa disebut Bakor Pakem, atau Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat, yang secara resmi berada di bawah Kejaksaan Agung, di mana lembaga ini getol lakukan kriminalisasi kegiatan keagamaan. “Pemerintah Indonesia harus segera menghentikan kasus terhadap Tajul Muluk. Pasal penodaan agama bertentangan dengan prinsip kebebasan beragama,” kata Elaine Pearson, wakil direktur Asia pada Human Rights Watch. “Pemerintah perlu menghentikan tren meningkatnya kekerasan dan tindakan hukum terhadap minoritas agama di Indonesia.” Pengadilan negeri Sampang pada 12 Ju

[Muse] Si Fulan, Pendengar Segala Cerita

Saya berteman dengan Si Fulan baru bisa dihitung jari. Tak sampai sepuluh tahun. Namun, jalinan psikologi sebagai teman bisa dikatakan baik dan akrab. Dia baik, dan saya kira, saya juga baik. Maka kami tak punya masalah dalam pertemanan sejauh ini. Suatu hari, saya perkenalkan teman saya kepada Si Fulan yang baik ini. Sama-sama dari pulau yang sama, tanpa perlu saya duga pun keakraban akan jauh lebih kuat. Ternyata memang begitu. Saya sebutkan bentuk dari luar Si Fulan ini. Dia tampak sebagai seorang rampok yang selalu apes. Dalam arti, bentuk luarnya sekilas akan sangat mengganggu orang yang berjumpa dengannya. Ada kesan orang macam Fulan ini selalu membuat resah dan menakuti anak kecil. Namun, sekali jumpa dan terlibat cakap-cakap pendek, lawan bicara akan menangkap lain. Mereka akan mudah percaya. Karena, Si Fulan akan mencoba menampilkan diri sesungguhnya, tanpa dibuat-dibuat. Dan itu mujarab. Nah, teman saya akhirnya terpedaya. Ia kenal dua hari dengan Si Fulan, lantas berc