Skip to main content

Posts

Showing posts from June, 2012

[Cara Hidup] Orang Berbudaya Itu Pasti Punya Duit

INI alur hidup sehari-hari yang saya kisahkan di dalam blog. Seperti yang sudah-sudah, saya suka menggantung ending cerita sesuka hati. Tanpa bermaksud kejam kepada pengunjung blog (jika ada), jujur saja saya sudah mengantuk untuk mengakhiri dengan pernyataan manis. Murni sikap ini gen turunan. Tak ada tendensi apalagi ingin jadi mafia blog atau aktivis blog kepada pengunjung. Maka, selamat membaca. Awalnya karena diajak teman membantu pekerjaan yang lebih besar. Saya terima dengan besar hati dan riang alang kepalang. Apalagi itu pekerjaan tidak bersamaan dengan kerja saya sehari-hari. Saya pun bersemangat dan ingin sekali berkeringat membantunya. Perlu pembaca ketahui, saya ini selain anak yang rajin dan manis, saya orangnya selalu baik sangka dengan keadaan. Terlepas nanti akan bahagia atau jengkel setelahnya. Saya tak pikirkan itu. Maka, saya mati-matian nabung tenaga buat teman saya itu untuk hari H kelak. Oiya, perlu saya perkenalkan sedikit tentang teman saya yang baik ini.

[Catatan] Make Your Crown on Good June

JIKA Presiden AS Barack Obama kelimpungan menghadapi bulan ini yang terkenal dengan 'bad june'nya, saya tidak. Presiden terkenal sejagat itu harus memutar otak bertubi-tubi beserta tim suksesnya demi menghadapi bad june, saya mah agak sedikit santai. Bukan karena ia presiden saya karyawan, tapi masalah yang kita hadapi sama besar, kok. Juni ini saya banyak acara, bak semut-semut, setiap hari dalam sepekan, setiap jam dalam sehari, saya punya banyak cerita yang tidak hanya harus dituliskan tetapi juga dijelaskan. Ini bertangung jawab apa hanya akal-akalan saja? Lari sana lari sini. Jemput ini, antar itu. Lengkapi ini kurangi yang itu. Seperti semut, kadang berbondong-bondong, kadang merana sendiri. Begitulah kegiatan saya. Saya dituntut harus selesaikan pekerjaan itu dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tak boleh kelamaan dan tak boleh pula boros tinta dan kertas. Karena saya semakin sedih dengan kegiatan kantor yang banyak memakai kertas-kertas untuk kerja-kerja. Dalam

[Muse] Twitter Is A Smaller Wikileaks

SAYA tergelak jika mengingat akun-akun anonim ini di twitter. Macam-macam nama yang mereka pakai. Putri lah, Macan lah, Sakti lah, Ratu lah, dan kata-kata poli makna lainnya. Dan tak satupun informasi perkenalan yang dapat dilacak pembaca jika tak membuat janji ingin berjumpa terlebih dahulu. Tentu saja agar tak dikenali dan tak diteror pihak yang meradang menerjang karena kuliah twitter yang tak kenal sensor. Yang jadi persoalan tentu saja bukan nama akun yang membuat orang-orang tercengang. Akan tetapi kultwit merekalah yang membuat sebagian pembacanya terbengong-bengong. Termasuk saya. Ini negara atau penjara setan sih? Kok isinya maling dan penghisap darah semua, tepatnya darah rakyat? Ini tanya ketika menyimak kultwit mereka. Lagi, saya kagok dan terbawa emosi. Mungkin juga bisa dibuat-buat. Bagaimana tidak, kultwit mereka selalu berbau isu sensitif dan yang sedang hangat. KPK RI yang avant garde menangkap koruptor di negeri ini, mereka sebut-sebut sebagai lembaga yang masu

[1 Juni] Cerita di Balik Kepak Sayap Anak Muda

ORANG memperingati 1 Juni ini sebagai kelahiran Pancasila, dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bung Karno dan orang berjasa lainnya pada 1 Juni 1945 mengukuhkan lima pilar dalam pancasila sebagai pedoman berkehidupan dan berbangsa di tanah air dan dunia. Jalani kelima pilar ini niscaya negara akan berjalan baik-baik saja dan hanya secuil kebusukan yang disebarkan oleh orang-orang munafik yang kesetanan. Percayalah! Bung Karno dan orang-orang berjasa lainnya, satu per satu wafat. Mereka mewariskan generasi yang tidak selalu pancasilais dan baik. Banyak yang busuk apalagi tamak. Puncaknya, Pancasila pun hanya berperan sebagai lambang di kantor-kantor kelurahan hingga gedung dewan rakyat yang terhormat. Apa yang tampak, itulah nyatanya. Hari ini orang-orang menyebut Pancasila. Koran-koran menampilkan artikel-artikel yang membahas Pancasila dan perjuangan mewujudkannya. Di laman-laman sosial media tak ketinggalan orang yang merasa penting menuliskan secarik dua sejarah tentang