Skip to main content

[Muse] Si Fulan, Pendengar Segala Cerita



Saya berteman dengan Si Fulan baru bisa dihitung jari. Tak sampai sepuluh tahun. Namun, jalinan psikologi sebagai teman bisa dikatakan baik dan akrab. Dia baik, dan saya kira, saya juga baik. Maka kami tak punya masalah dalam pertemanan sejauh ini. Suatu hari, saya perkenalkan teman saya kepada Si Fulan yang baik ini. Sama-sama dari pulau yang sama, tanpa perlu saya duga pun keakraban akan jauh lebih kuat. Ternyata memang begitu.

Saya sebutkan bentuk dari luar Si Fulan ini. Dia tampak sebagai seorang rampok yang selalu apes. Dalam arti, bentuk luarnya sekilas akan sangat mengganggu orang yang berjumpa dengannya. Ada kesan orang macam Fulan ini selalu membuat resah dan menakuti anak kecil. Namun, sekali jumpa dan terlibat cakap-cakap pendek, lawan bicara akan menangkap lain. Mereka akan mudah percaya. Karena, Si Fulan akan mencoba menampilkan
diri sesungguhnya, tanpa dibuat-dibuat. Dan itu mujarab.

Nah, teman saya akhirnya terpedaya. Ia kenal dua hari dengan Si Fulan, lantas bercerita apa saja tentang hidup dan keluarga besarnya. Tak tanggung-tanggung, sang kakak yang tengah didera badai kehidupan pun bercerita panjang lebar dengan Fulan. Sampai mewek dan tersedu-sedu. Mereka menumpahkan luka-luka yang menyayat kepada Fulan dengan berkisah. Adik kakak ini langsung nyaman. Meski mereka tak pikir panjang, siapa sebenarnya lawan bicara yang tengah dicurhati.

Si Fulan bingung bercampur geli. Dia sadar, bukan siapa-siapa bagi orang itu. Namun, dengan kebaikan hati tadi, ia mencoba memberi jalan keluar dari setiap gelombang badai yang diceritakan kepadanya. Lha, saya tak paham harus berbuat apa? Makanya saya karang saja kalimat yang baik di telinga, katanya suatu malam.

Fulan pun tak pikir panjang lagi. Ia selalu meluangkan waktu pada teman-temannya (lama maupun baru) untuk mendengarkan beragam cerita. Meskipun itu tak ia pahami, tak pernah ia harapkan, dan tak pernah ia pikirkan. Namun, kisah hidupnya berkehendak lain. Ia menjadi manusia dengan segala kenyamanan bagi orang lain terhadapnya. Bagi teman sebayanya, bagi kakaknya, bagi kekasihnya, bagi ibu-ibu rumah tangga, serta bagi karyawannya. Ia baik.

Saya, ketika mendengar Fulan bercerita di warung lesehan trotoar kota ini, terpingkal-pingkal sesekali mengucap kaget dan terperangah. Saya kaget dan butuh waktu untuk percaya kepada Fulan. Tapi, saya kenal dia, mustahil ia berbohong akan kisah hidup orang lain. Saya jadi lebih banyak tahu akan kisah keluarga si A ketimbang kamu? katanya padaku. Padahal, lanjutnya, dia itu temanmu, bukan temanku. Tapi, apa boleh buat, aku yang menderita, katanya sembari terkekeh.

Fulan pun tak percaya dengan jalan hidupnya yang beberapa hari lalu yang ia kisahkan. Ia terheran-heran dengan dirinya. Tak percaya, dan hanya bisa mendengar, sesekali menimpali. Selebihnya, ia kalut.

Cerita Si Fulan ini memberi saya pelajaran tentang hidup yang tak mau tahu dengan orang yang melakoninya. Hidup tak peduli, bagaimana jadinya nasib orang-orang yang menjalani hidup itu. Apakah akan berurai air mata, cekikikan, atau hanya hambar. Tokoh Fulan, ia diciptakan bukan tanpa tujuan. Ia begitu berguna bagi orang lain. Siapa saja yang merasa butuh tempat bercerita, maka Fulanlah orangnya.

#foto internet

Comments

Popular posts from this blog

Pusparatri, Perempuan Penolak Surga*

Judul : Pusparatri Gairah Tarian Perempuan Kembang Penulis : Nurul Ibad, Ms Penerbit : Pustaka Sastra dan Omah Ilmu Publishing Tebal : x + 220 halaman Cetakan : Pertama, 2011 Genre : Novel Harga : Rp 40.000,- Resensiator : Adek Risma Dedees, Mahasiswa Sastra Indonesia UNP Untuk kesekian kalinya Nurul Ibas, Ms meluncurkan novel bertajuk senada dengan novel-novel sebelumnya, seperti novel Nareswari Karennina yang tergabung di dalam trilogi Kharisma Cinta Nyai, yakni perjuangan seorang perempuan yang ingin keluar dari lembah kemaksiatan dengan lakon lain, Gus Rukh, sebagai juru selamat. Begitu juga dengan novel Puparatri: Gairah Tarian Perempuan Kembang yang baru diluncurkan pertengahan tahun 2011 ini. Di dalam sambutannya, penulis, Nurul Ibad, Ms menyampaikan kepada pembaca, bahwa novel ini mengangkat tema perjuangan perempuan awam untuk memperoleh kehidupan yang layak dan bermartabat, sekalipun mereka harus menjadi perempuan penghibur, bukan istri pertama, ata

Review Encoding/Decoding by Stuart Hall

Stuart Hall mengkritik model komunikasi linear (transmission approach) –pengirim, pesan, penerima- yang dianggap tidak memiliki konsepsi yang jelas tentang ‘momen-momen berbeda sebagai struktur relasi yang kompleks’ serta terlalu fokus pada level perubahan pesan. Padahal dalam proses pengiriman pesan ada banyak kode –pembahasaan- baik yang diproduksi (encode) maupun proses produksi kode kembali (decode) sebagai suatu proses yang saling berhubungan dan itu rumit. Proses komunikasi pada dasarnya juga berkaitan dengan struktur yang dihasilkan dan dimungkinkan melalui artikulasi momen yang berkaitan namun berbeda satu sama lainnya –produksi, sirkulasi, distribusi/konsumsi, reproduksi (produksi-distribusi-reproduksi). Landasan Hall atas pendekatan ini adalah kerangka produksi komoditas yang ditawarkan Marx dalam Grundrisse dan Capital, terminologi Peirce tentang tanda (semiotic), serta konsep Barthes tentang denotatif dan konotatif yang bermuara pada ideologi (denotative-connotative-id

Bisnis Laundry di Tengah Mahasiswa

Menjamurnya usaha jasa cuci pakaian kiloan atau laundry di sekitar kampus mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit serta mampu menyerap tenaga kerja di daerah sekitar. Usaha ini pun semakin diminati oleh berbagai kalangan. Kebanyakan para pemilik hanya mengandalkan modal usaha pribadi. Arif Sepri Novan, pemilik Mega Wash Laundry , mengungkapkan mahasiswa merupakan pangsa pasar terbesarnya saat ini. Mahasiswa memiliki banyak kegiatan dan tugas kuliah yang menyita waktu serta tenaga. Untuk itu peluang membuka usaha laundry di sekitar kampus baginya sangat menjanjikan. “Pasarnya cukup luas dan jelas,” ungkap Arif, Selasa (22/3) siang lalu. Arif pun merintis usaha laundry sejak September 2010 lalu di kawasan kampus Universitas Negeri Padang (UNP), di Jalan Gajah VII No.15, Air Tawar, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Ia mempekerjakan dua karyawan untuk mencuci, mengeringkan, menyetrika, serta mengepak pakaian-pakaian tersebut. Setiap hari Mega Wash Laundry menerima hingg