Skip to main content

Berbagi Itu Menyenangkan

Rino dan Eko sejak kecil sudah berteman. Rumah mereka berdua pun saling berdekatan. Setiap hari mereka ke sekolah dan bermain bersama. Tidak hanya di rumah, di sekolah pun juga bersama. Mereka dekat seperti adik dan kakak. Ibu Rino dan Ibu Eko saling berkunjung dan akrab seperti Rino dan Eko pula.
Suatu hari Rino dibelikan oleh ayahnya berbagai macam permainan. Ada mobil-mobilan, ada kereta api, dan pedang ksatria. Rino sangat senang dengan pemberian ayahnya itu. Ia lalu menceritakan hal tersebut kepada teman-temannya di sekolah termasuk Eko. Namun teman-teman Rino belum pernah melihat aneka permainan tersebut.
Hari itu Eko pulang sendiri dari sekolah. Tidak dengan Rino. Sejak Rino memiliki permainan baru, Eko jarang bermain bersama dengan Rino. Rino lebih memilih bermain sendiri dan tak pernah mengajak Eko. Eko pun tak tahu penyebab Rino enggan bermain dengannya.
“Seperti apa sih aneka permainan Rino?” kata Eko dalam hati.
“Kenapa Rino tak mau memperlihatkannya padaku?” ucap Eko.
Waktu itu Ibu Eko sedang memasak sup ayam kesukaam Eko. Seperti biasanya, Ibu Eko akan memberikan semangkuk sup ayam kepada Ibu Rino. Eko pun meminta izin kepada Ibunya agar ia bisa ikut ke rumah Rino bersama Ibunya. Ibunya pun terheran-heran.
“Bukankah setiap hari Eko dan Rino selalu bersama?” kata Ibu Eko.
“Sudah tiga hari belakangan tidak lagi Bu,” sahut Eko dengan murung.
“Mmm..baiklah,” jawab Ibu Eko.
Sesampainya di rumah Rino, Ibu Eko langsung ke dapur bertemu Ibu Rino. Eko di ruang tengah sedang memperhatikan Rino asyik bermain dengan aneka permainannya. Eko menyapa Rino, tapi Rino hanya diam.
“Wah bagus mobil-mobilannya,” kata Eko.
Rino tak berkata apa-apa. Tiba-tiba ketika Eko ingin memegang pedang ksatria kepunyaan Rino, Rino langsung melarangnya.
“Jangan sentuh pedangku!” kata Rino.
Eko terkejut dan langsung berlari ke dapur mencari Ibunya. Ibu Rino dan Ibu Eko pun terkejut dengan kedatangan Eko.
“Eko tidak bermain bersama dengan Rino?” Tanya Ibu Rino.
Eko menggeleng dan mengajak Ibunya segera pulang ke rumah.
Tiga hari kemudian, Rino bersama Ibunya berkunjung ke rumah Eko dan membawa sepiring rujak. Ibu Eko menyambut Ibu Rino dan Rino, tapi Eko hanya diam. Tiba-tiba Rino meminta maaf sambil mengulurkan tangannya kepada Eko karena sikapnya yang kurang terpuji. Rino mengaku merasa kesepian tanpa teman, walaupun permainannya banyak di rumah.
“Pedang ksatria tidak bisa bicara,” ucap Rino.
Rino berjanji mulai hari itu ia bersama Eko akan kembali berteman akrab dan bermain bersama.
“Eko boleh meminjam pedang ksatriaku,” kata Rino.
“Benarkah?” ucap Eko sambil tersenyum.
Mereka pun berangkulan dan tertawa bersama. Ibu Eko dan Ibu Rino pun tersenyum bangga.

Comments

Popular posts from this blog

Pusparatri, Perempuan Penolak Surga*

Judul : Pusparatri Gairah Tarian Perempuan Kembang Penulis : Nurul Ibad, Ms Penerbit : Pustaka Sastra dan Omah Ilmu Publishing Tebal : x + 220 halaman Cetakan : Pertama, 2011 Genre : Novel Harga : Rp 40.000,- Resensiator : Adek Risma Dedees, Mahasiswa Sastra Indonesia UNP Untuk kesekian kalinya Nurul Ibas, Ms meluncurkan novel bertajuk senada dengan novel-novel sebelumnya, seperti novel Nareswari Karennina yang tergabung di dalam trilogi Kharisma Cinta Nyai, yakni perjuangan seorang perempuan yang ingin keluar dari lembah kemaksiatan dengan lakon lain, Gus Rukh, sebagai juru selamat. Begitu juga dengan novel Puparatri: Gairah Tarian Perempuan Kembang yang baru diluncurkan pertengahan tahun 2011 ini. Di dalam sambutannya, penulis, Nurul Ibad, Ms menyampaikan kepada pembaca, bahwa novel ini mengangkat tema perjuangan perempuan awam untuk memperoleh kehidupan yang layak dan bermartabat, sekalipun mereka harus menjadi perempuan penghibur, bukan istri pertama, ata

Review Encoding/Decoding by Stuart Hall

Stuart Hall mengkritik model komunikasi linear (transmission approach) –pengirim, pesan, penerima- yang dianggap tidak memiliki konsepsi yang jelas tentang ‘momen-momen berbeda sebagai struktur relasi yang kompleks’ serta terlalu fokus pada level perubahan pesan. Padahal dalam proses pengiriman pesan ada banyak kode –pembahasaan- baik yang diproduksi (encode) maupun proses produksi kode kembali (decode) sebagai suatu proses yang saling berhubungan dan itu rumit. Proses komunikasi pada dasarnya juga berkaitan dengan struktur yang dihasilkan dan dimungkinkan melalui artikulasi momen yang berkaitan namun berbeda satu sama lainnya –produksi, sirkulasi, distribusi/konsumsi, reproduksi (produksi-distribusi-reproduksi). Landasan Hall atas pendekatan ini adalah kerangka produksi komoditas yang ditawarkan Marx dalam Grundrisse dan Capital, terminologi Peirce tentang tanda (semiotic), serta konsep Barthes tentang denotatif dan konotatif yang bermuara pada ideologi (denotative-connotative-id

Bisnis Laundry di Tengah Mahasiswa

Menjamurnya usaha jasa cuci pakaian kiloan atau laundry di sekitar kampus mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit serta mampu menyerap tenaga kerja di daerah sekitar. Usaha ini pun semakin diminati oleh berbagai kalangan. Kebanyakan para pemilik hanya mengandalkan modal usaha pribadi. Arif Sepri Novan, pemilik Mega Wash Laundry , mengungkapkan mahasiswa merupakan pangsa pasar terbesarnya saat ini. Mahasiswa memiliki banyak kegiatan dan tugas kuliah yang menyita waktu serta tenaga. Untuk itu peluang membuka usaha laundry di sekitar kampus baginya sangat menjanjikan. “Pasarnya cukup luas dan jelas,” ungkap Arif, Selasa (22/3) siang lalu. Arif pun merintis usaha laundry sejak September 2010 lalu di kawasan kampus Universitas Negeri Padang (UNP), di Jalan Gajah VII No.15, Air Tawar, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Ia mempekerjakan dua karyawan untuk mencuci, mengeringkan, menyetrika, serta mengepak pakaian-pakaian tersebut. Setiap hari Mega Wash Laundry menerima hingg