Skip to main content
Cerita Saya dengan Novel Urang Awak
Beragam kegiatan ditawarkan dalam sebuah sekolah ke setiap muridnya, mampu membawa mereka pada keterampilan yang beraneka macam pula. Keseimbangan ilmu pengetahuan, katakanlah hapalan dan saintis, dipadukan dengan keterampilan yang lebih banyak mengasah otak kanan, cara baru dalam melahirkan generasi muda yang lebih dinamis dan kompeten. Tidak hanya itu, ketekunan, kesungguhan dalam menggali ilmu, dibumbui dengan aturan dan disiplin yang tegas serta sanksi yang mendidik tak kalah pentingnya. Ditambah keikhlasan murid diajar dan keikhlasan guru mengajar, konsep ini yang semakin menggaungkan ‘man jadda wajada’ dalam novel best seller Negeri 5 Menara ini.
Demikian Ahmad Fuadi, sang yang punya ide, memaparkan bagaimana kehidupan Alif dan kelima temannya di Pondok Madani, salah satu pesantren khusus putra di Jawa Timur. Menuntut ilmu jauh-jauh dari salah satu kampung kecil di pinggir danau Maninjau, Sumatra Barat, menyeberang lautan hanya untuk memenuhi kemauan Amak, anak bujang harus menjadi imam, seperti Buya Hamka yang tersohor itu. Cita-cita menjadi Habibie kandas sudah, tatkala Amak ngotot memasukkan anak bujang satu-satunya ini, Alif, ke sekolah agama.
Menuntut ilmu di Madani, jelas jauh berbeda dengan belajar di sekolah umum lainnya. Rutinitas bangun tidur pukul 4 dini hari sudah harus menjadi kebiasaan malah sudah harus wajid ketika duduk di kelas 6, kelas akhir. Seperti orang gila dalam menuntut ilmu, merupakan budaya yang tak asing lagi bagi santri di pondok ini. Di dinding, di jemuran, di dapur umum, dan di kamar mandi, slogan selalu belajar semakin menggaung kencang. Endemi wajib belajar merajalela di sekitar pondok ini. Malu sendiri rasanya jika tidak belajar. Begitu budaya menuntut ilmu di pondok, yang kebanyakan orang mengatakan tempat belajar yang kuno.
Alif, Dulmajid, Atang, Baso, Said, dan Raja adalah produk dari sekolah yang bersistem disiplin ketat ini. Mereka berani bermimpi dengan awan-awan yang berarak tak jelas di atas menara, tempat mereka berkumpul dan bermimpi selepas salat berjamaah di masjid. Membayangkan hal-hal yang rasanya tidak mungkin dicapai dengan mudah. Awalnya mereka tak pernah membayangkan akan berada di benua-benua yang mereka bayangkan dan gambarkan seenaknya. Namun berkat keseriusan dan kerja keras, mimpi yang dulu saling mereka tertawakan, akhirnya tercapai jua. Jika dulu melihat kota Bandung dan Surabaya sudah sangat indah dan exellent bagi anak-anak ingusan ini, namun sebelas tahun kemudian menjejak benua Eropa, Afrika, Asia, dan Amerika sudah sangat nyata. Waallhu’alam..
Seandainya saja banyak generasi kita yang dipersiapkan dengan sistem pendidikan yang mampu mengubah cara ucap siswa dari bahasa kampung sendiri hingga mampu bahasa asing hanya tiga bulan, sebuah kerja yang luar biasa. Dan seandainya saja setiap pendidik di negeri ini dengan modal ikhlas dalam mendidik murid-muridnya, tentu yang dilahirkan dari ‘ibu’ yang mengandung ini akan melahirkan anak yang begitu cerdas dan berbakat. Negeri ini banyak membutuhkan para pendidik yang ter-reinkarnasi dari Kiai Rais dan Ustad Khalid. Semoga saja.

Comments

Popular posts from this blog

Pusparatri, Perempuan Penolak Surga*

Judul : Pusparatri Gairah Tarian Perempuan Kembang Penulis : Nurul Ibad, Ms Penerbit : Pustaka Sastra dan Omah Ilmu Publishing Tebal : x + 220 halaman Cetakan : Pertama, 2011 Genre : Novel Harga : Rp 40.000,- Resensiator : Adek Risma Dedees, Mahasiswa Sastra Indonesia UNP Untuk kesekian kalinya Nurul Ibas, Ms meluncurkan novel bertajuk senada dengan novel-novel sebelumnya, seperti novel Nareswari Karennina yang tergabung di dalam trilogi Kharisma Cinta Nyai, yakni perjuangan seorang perempuan yang ingin keluar dari lembah kemaksiatan dengan lakon lain, Gus Rukh, sebagai juru selamat. Begitu juga dengan novel Puparatri: Gairah Tarian Perempuan Kembang yang baru diluncurkan pertengahan tahun 2011 ini. Di dalam sambutannya, penulis, Nurul Ibad, Ms menyampaikan kepada pembaca, bahwa novel ini mengangkat tema perjuangan perempuan awam untuk memperoleh kehidupan yang layak dan bermartabat, sekalipun mereka harus menjadi perempuan penghibur, bukan istri pertama, ata

Review Encoding/Decoding by Stuart Hall

Stuart Hall mengkritik model komunikasi linear (transmission approach) –pengirim, pesan, penerima- yang dianggap tidak memiliki konsepsi yang jelas tentang ‘momen-momen berbeda sebagai struktur relasi yang kompleks’ serta terlalu fokus pada level perubahan pesan. Padahal dalam proses pengiriman pesan ada banyak kode –pembahasaan- baik yang diproduksi (encode) maupun proses produksi kode kembali (decode) sebagai suatu proses yang saling berhubungan dan itu rumit. Proses komunikasi pada dasarnya juga berkaitan dengan struktur yang dihasilkan dan dimungkinkan melalui artikulasi momen yang berkaitan namun berbeda satu sama lainnya –produksi, sirkulasi, distribusi/konsumsi, reproduksi (produksi-distribusi-reproduksi). Landasan Hall atas pendekatan ini adalah kerangka produksi komoditas yang ditawarkan Marx dalam Grundrisse dan Capital, terminologi Peirce tentang tanda (semiotic), serta konsep Barthes tentang denotatif dan konotatif yang bermuara pada ideologi (denotative-connotative-id

Bisnis Laundry di Tengah Mahasiswa

Menjamurnya usaha jasa cuci pakaian kiloan atau laundry di sekitar kampus mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit serta mampu menyerap tenaga kerja di daerah sekitar. Usaha ini pun semakin diminati oleh berbagai kalangan. Kebanyakan para pemilik hanya mengandalkan modal usaha pribadi. Arif Sepri Novan, pemilik Mega Wash Laundry , mengungkapkan mahasiswa merupakan pangsa pasar terbesarnya saat ini. Mahasiswa memiliki banyak kegiatan dan tugas kuliah yang menyita waktu serta tenaga. Untuk itu peluang membuka usaha laundry di sekitar kampus baginya sangat menjanjikan. “Pasarnya cukup luas dan jelas,” ungkap Arif, Selasa (22/3) siang lalu. Arif pun merintis usaha laundry sejak September 2010 lalu di kawasan kampus Universitas Negeri Padang (UNP), di Jalan Gajah VII No.15, Air Tawar, Kecamatan Padang Utara, Kota Padang. Ia mempekerjakan dua karyawan untuk mencuci, mengeringkan, menyetrika, serta mengepak pakaian-pakaian tersebut. Setiap hari Mega Wash Laundry menerima hingg